(Lanjutan dari Sejarah Imperialisne Ekonomi Part I)
Dalam konferensi bretton woods, 40 negara dilibatkan. Meskipun demikian, sistem rekontruksi internasional pasca perang dunia dan sistem hubungan keuangan yang dihasilkan dari konferensi tersebut sepenuhnya disusun atas dasar prinsip prinsip yang diusulkan oleh AS mengingat banyak negara yang hadir, semestinya konferensi itu menghasilkan keputusan yang berbeda beda. Wakil bangsa bangsa yang hadir pada saat itu merasa yakin bahwa pertemuan itu merupakan suatu kesempatan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dan lebih adil setelah dilakukan proses dekolonisasi dan terjadinya pendistribusian kembali kekayaan alam dan sumber daya ekonomi. Satu asumsi penting yang dibuat pada waktu itu adalah bahwa Negara Negara sekutu akan memenangkan perang dunia kedua.
Skenario politik pada saat itu merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dapat memahami konferensi bretton woods. Dunia pada saat itu dalam keadaan perang, dan eropa membutuhkan dana dari AS untuk memberikan pukulan yang mematikan kepada musuh. Sikap pemerintah AS menguasai sepenuhnya jalannya perundingan. Para delegasi dari berbagai bangsa dapat mengeluarkan pendapat apa saja; tetapi bila mereka tidak bersikap sebagaimana yang diinginkan AS, maka jangan harap ada dana dari AS untuk perang. Delegasi AS bersikeras agar emas -yang dinilai dengan dollar AS- digunakan untuk menetukan nilai tukar. Ini sama saja artinya dengan menjadikan dollar AS sebagai standar perbankan internasional. Berdasarkan standar dollar AS, nilai emas dipatok sebesar $35 per troy ounce (lebih kurang 31 gram). Nilai ini ditetapkan sebagai standar mata uang di dunia. Mata uang lain seperti franc, pound, dan lain lain dipatok berdasarkan dollar AS. Demikianlah, hegemoni AS atas perekonomian global telah mendapatkan jaminan jangka panjang melalui kendaraanya IMF dan bank dunia. Negara Negara pengutang menjadi terperosok semakin dalam dalam kubangan utang, sementara Negara pemberi utang utama (AS) menjadi Negara paling terkemuka dalam kancah perekonomian dunia.
Bank dunia dan IMF menjadi sistem pengaman bagi kelangsungan proses neo-kolonialisme, sehingga negara negara kaya selalu mendapatkan keuntungan, sementara negara negara miskin akan selalu tertimpa kerugian. Sistem yang dibentuk melalui konferensi bretton woods ini menggunakan mekanisme structural adjustment program (SAP) untuk mendikte negara negara agar menjalankan urusan keuangannya menurut cara cara tertentu yang mereka usulkan. Mereka juga dapat memaksa negara negara di dunia untuk menerapkan corak tertentu dalam sistem perpolitikannya. Jika negara negara tersebut menolak, mereka akan dikucilkan dari pergaulan internasional dan dianggap sebagai kelompok negara yang terbelakang.
Pada waktu itu, AS merupakan negara kreditur paling besar di dunia. Jelas bahwa mereka ingin mempertahankan kedudukan ini. Oleh karena itulah mereka berupaya agar ketimpangan global di dunia ini harus berkelanjutan. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memastikan agar setiap kali sebuah negara terlibat hutang, seluruh beban hutang berikut beban bunga yang lebih besar, sepenuhnya ditanggung oleh negara debitur itu; sedangkan negara kreditur tidak bertanggung jawab atas jumlah uang yang dipinjam. Negara negara kreditur tidak perlu merasa malu jika dituding tidak memiliki tanggung jawab moral atau etika. Mereka harus merasa bahwa itu semua adalah haknya, atau bahkan tugas mereka, untuk menumpuk dan terus menumpuk kekayaan dari bunga utang yang mereka peroleh.
Langkah langkah yang mereka terapkan adalah dengan memberikan fasilitas kepada perusahaan perusahaan multi nasional barat untuk mendapatkan akses terhadap sumber sumber kekayaan mineral dan sumber daya manusia di dunia tanpa harus memberikan keuntungan yang mereka peroleh kepada negara negara miskin. IMF dan bank dunia bisa memaksa negara negara miskin untuk menanam jenis jenis tanaman tertentu dan pelarangan penanaman jenis jenis lainnya; mereka juga dapat menentukan jenis bahan mineral yang boleh ditambang dan menetukan jenis ikan yang boleh ditangkap. Dengan perlakuan ini, maka negara negara yang miskin tidak benar benar mampu mandiri. Sebuah negara dapat dipaksa untuk tidak menanam jenis tanaman tertentu yang barangkali dapat memenuhi kebutuhan pangannya. Sebaliknya mereka akan dipaksa untuk mengimpor produk pertanian tersebut dari amerika dan harus menanam produk tertentu yang dibutuhkan oleh bangsa amerika.
Tahun 1944 adalah titik balik berbagai peristiwa dunia di berbagai bidang. Di bidang politik, inggris memberikan kemenangan dalam perang dunia kedua kepada AS. Inggris keluar sebagai pemenang perang tanpa memiliki wilayah jajahan. Sementara itu, AS justru mulai memposisikan kedudukan mereka sebagai negara terkemuka diluar belahan bumi barat. Sarana yang mereka gunakan untuk menjarah kekayaan negara negara lain bukan lagi dengan tentara atau kekuatan fisik. Pada masa ini, penjajahan atas wilayah wilayah negara lain dilakukan dengan menggunakan berbagai perangkat ekonomi dan politis. Kolonialisme era abad kesembilan belas dilakukan dan dipertahankan dengan menggunakan tentara dan perusahaan perusahaan dagang. Sedangkan neo kolonialisme pada abad ini dilakukan dengan organisasi organisasi global dan lembaga lembaga internasional. Konfereni bretton woods merupakan salah satu tonggak penting dalam proses pemanfaatan perangkat perangkat ekonomi dalam upaya perluasan wilayah jajahan. (political and cultural invasion, bab imperialisme ekonomi-Salim Fredericks, puastakan thariqul izzah, bogor)
Saturday, 9 January 2010
Sejarah Imperialisne Ekonomi Part II
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment