Selamat Datang di Blogku..jangan lupa tinggalkan jejak..^^, Semangat !! untuk jadi ahli ekonomi islam!! Selamat datang dalam kehidupanku, sebuah cerita dari perjalananku mencari sebuah arti hidup.

Wednesday 31 March 2010

كتاب الحَوَالاَتِ

Bab tentang pengalihan utang
Apabila pembayaran hutang dialihkan menjadi tanggung jawab orang kaya, jangan ditolak

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُرلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلّم قَالَ: مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ٬ وَإِذَا أُتْبعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيِّ فَلْيَتْبَعْ. (رواه البخاري
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: “Penundaan utang oleh orang kaya adalah perbuatan zalim. Apabila utang seseorang dialihkan menjadi tanggung jawab orang kaya maka setujuilah.” (HR Bukhari, nomor: 2288)

Utang orang meninggal boleh dialihkan menjadi tanggung jawab orang lain

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال: كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلّم إِذْ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ٬ فَقَالُوا: صَلِّ عَلَيْهَا٬ فَقَالَ: هَلْ عَلَيْهِ دَيْنٌ؟ قَلُوا: لاَ٬ قَالَ: فَهَلْ تَرَكَ شَيْﺄً؟ قَالُوا: لاَ٬ فَصَلّى عَلَيْهِ٬ ثُمَّ أُتِيَ بِجَنَزَةٍ أُخْرَى٬ فَقالوا: يَارَسُولَ الله٬ صَلِّى عَلَيْهَا٬ قَال: هَلْ عَلَيْهِ دَيْنٌ؟ قِيلَ: نَعَمْ٬ قَالَ: فَهَلْ تَرَكَ شَيْﺄً؟ قَالُوا: ثَلاَثَةَ دَنَانِيرَ فَصَلَّى عَلَيْهَا. ثُمَّ أُتِيَ بِالثَّالِثَةِ٬ فَقَالُوا: صَلِّ عَلَيْهَا٬ قَالَ: هَلْ تَرَكَ شَيْﺄً؟ قالُوا: لاَ٬ قالَ: فَهَلْ عَلَيْهِ دَيْنٌ؟ قَالُوا ثَلاَثَةُ دَنَانِيرَ٬ قالَ: صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ قَالَ أَبُو قَتَادَةَ: صَلِّى عَلَيْهِ يَا رَسُولَ اللهِ وَعَلَيَّ دَيْنُهُ٬ فَصَلّى عَلَيْهِ. (رواه البخاري
Diriwayatkan dari Salamah bin al Akwa’ r.a., dia berkata: Suatu ketika kami duduk bersama Rasulullah saw., tiba tiba ada jenazah dibawa kehadapan beliau. Orang orang berkata, “Shalatkan ya Rasulullah!”. Beliau bertanya: “Apakah ia memiliki utang?” Mereka menjawab: “Tidak”. Rasulullah betanya lagi: “Apakah ia meninggalkan kekayaan?” mereka menjawab, “Tidak”. Maka Rasulullah menshalatkan jenazah itu. Setelah itu jenazah kedua dihadapan Nabi saw. Orang orang berkata, “Ya Rasulullah shalatkanlah!” Beliau bertanya, “Apakah ia memiliki tanggungan utang?” Mereka menjawab, “Ya”. Beliau bertanya lagi, “Apakah ia meninggalkan kekayaan (untuk melunasi utangnya)?” Mereka menjawab, “Ya, 3 dinar”. Maka Rasulullah menshalatkan jenazah itu. Berikutnya jenazah ketiga dibawa kehadapan Rasulullah saw. Mereka berkata, “Ya Rasulullah, shalatkanlah!” Beliau bertanya,”Apakah ia meninggalkan kekayaan?” Mereka menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya lagi, “Apakah ia memiliki tanggungan utang?” Mereka menjawab, “Ya, 3 dinar”. Beliau bersabda, “Kalian saja yang menshalatkannya”. Kata Abu Qatadah, “Ya Rasulullah shalatkanlah, karena saya yang menanggung utangnya”. Maka Rasulullah saw. menshalatkan jenazah itu. (HR Bukhari, nomor 2289)

Firman Allah: “....” (al Qur’an, surah an Nisaa’:33)
قَولِ الله: وَالَّذِينَ عَقَدَت أَيْمَنُكُمْ فآتُوهُمْ نَصِيْبَهُمْ
Dan (jika ada) orang orang yang telah bersumpah setia dengan mereka. Maka berikan bagian kepada mereka.” (an Nisaa’: 33)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قيلَ لَهُ: أَبَلَغَكَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى الله عَلَيْهِ وسلّم قال: لاَحِلْفَ فِي الإِسْلاَمِ فَقالَ: قَدْ حَالَفَ النَّبِيُّ صَلّى الله عَلَيْهِ وسلّم بَيْنَ قُرَيْشٍ وَالأَنْصَارِ فِي دَارِي. (رواه البخاري
Orang yang menanggung utang orang mati tidak boleh melepas tanggung jawabnya
Diriwayatkan dari Anas bin malik r.a. bahwa ia ditanya: “Apakah kamu pernah mendengar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak ada persekutuan dalam islam’”. Anas r.a. menjawab: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mempersekutukan orang orang quraisy yang berhijrah dengan orang orang anshar di rumah saya.” (HR Bukhari, nomor 2294)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ الله رَضِيَ الله عَنْهُمَا قال: قَال النَّبِيُّ صَلّى الله عَلَيْهِ وسلّم: لَوْ قَدْ جَاءَ مَالُ الْبحْرَيْنِ قَدْ أَعْطَيْنُكَ هٰكَذَا و هٰكَذَا. فَلَمْ يَجِﺉْ مَالُ الْبَحْرَيْنِ حَتَّى قُبِضَ النَبِّيُّ صَلّى الله عَلَيْهِ وسلّم٬ فَلَمَّ جَاءَ مالُ البَحْرَيْنِ أَمَرَ أَبُو بَكرٍ فَنَادى: مَنْ كَانَ لَهُ عِنْدَ النَّبِيُّ صَلّى الله عَلَيْهِ وسلّم عِدَةٌ٬ أَوْ دَيْْنٌ فَلْيَأْتِنَا٬ فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلّى الله عَلَيْهِ وسلّم قال لِي كَذَا وكَذَا٬ فَحَثَى لِي حَثْيَةً٬ وَقالَ: عُدَّهَا فَعَدَدْتُهَا٬ فَاإِذَا هِيَ خَمْسُمِاءَةٍ وَقَالَ: خُذْ مِثْلَيْهَا
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a., dia berkata: Kalau nanti harta dari Bahrain datang, aku akan memberimu sekian. Ternyata harta tersebut tidak kunjung datang sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat. Ketika harta dari bahrain datang, Abu Bakar r.a. sebagai khalifah mengumumkan, “Siapayang pernah dijanjikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk diberi sesuatu atau siapa yang memiliki piutang pada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sayalah yang akan melunasinya”. Jabir berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengataka kepada saya bahwa beliau akan memberi saya uang sekian. Maka Abu Bakar r.a., memberi saya uang segenggam tangan dan menyuruh saya menghitungnya. Setelah saya hitung jumlahnya 500. Abu Bakar r.a. mengatakan, “Ambil dua kali lipat dari jumlah itu!” (HR Bukhari, nomor 2296)[]

No comments:

Post a Comment