Nurul Qomariyah - detikFinance
Jakarta - Kasus kecurangan yang dilakukan Goldman Sachs menggelayuti pasar finansial Asia pada awal pekan ini. Saham-saham berguguran, sementara mata uang yang berisiko langsung menghadapi tekanan.
Bapepam AS atau Securities and Exchange Commission (SEC) pada Jumat (16/4/2010) lalu menuding Goldman Sachs berbuat curang saat menangani produk surat berharga yang berhubungan dengan subprime mortgages. Produk ini juga yang menjadi sumber pemicu krisis finansial di penghujung tahun 2008 silam.
Raksasa finansial AS itu kini menghadapi tuntutan mencurangi investor dengan memberikan pernyataan yang salah dan mengabaikan fakta-fakta kunci seputar produk finansial yang berbasis subprime mortgage.
SEC menyatakan, Goldman gagal memberikan penjelasan kepada investor bahwa pihaknya telah menempatkan secara bersamaan produk-produk finansial yang diketahui sebagai kolateral dari kewajiban utang dan pada saat yang bersamaan bertaruh terhadap produk ini.
Goldman Sachs diketahui mengeluarkan produk ABACUS yang merupakan kategori Collateralized Debt Obligation (CDO). CDO ini adalah semacam surat utang yang kompleks dan merupakan produk derivatif yang menggunakan kumpulan surat utang lain sebagai jaminan.
Goldman Sachs diketahui melibatkan perusahaan pengelola dana (hedge fund) Paulson & Co untuk membantu memilih aset-aset yang akan menjadi portofolio CDO itu. Padahal Paulson justru memiliki posisi yang berlawanan dengan CDO itu.
Paulson & Co Paulson memprediksi harga aset berbasis aset suprime akan jatuh sehingga hedge fund itu bertaruh dengan memasang posisi short (jual) di CDO tersebut. Ini artinya Paulson melawan produk yang dibuatnya sendiri. SEC memperkirakan dari aksi ini.
Hasil penyelidikan SEC itu langsung menimbulkan gelombang risk aversion di hampir seluruh pasar finansial. Sejumlah analis memperkirakan pasar saham akan terhenti sejenak setelah pekan lalu memecah rekor tertingginya.
"Apakah ada yang bisa memberikan jaminan di pasar dan memberikan berita baik untuk membalikkan lingkungan dengan risiko negatif? Tidak jelas apakah ada sentimen positif yang datang," ujar Robert Ryan, analis valas dari BNP Paribas seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/4/2010).
"Kasus tuduhan kecurangan Goldman Sachs secara jelas menghantui investor di AS dan sepertinya membawa pasar saham ke koreksi jangka pendek," jelas Lee Jin-Qoo, analis dari Mirae Asset Securities seperti dikutip dari AFP.
Sentimen negatif lainnya datang dari abu gunung vulkanik di Islandia yang menyebabkan kerugian hingga ratusan juta dolar AS, termasuk terlantarnya para penumpang dan kegiatan ekspor-impor. Saham-saham maskapai penerbangan pun langsung berjatuhan.
* Indeks Hang Seng turun 530,119 poin ke level 21.335,14.
* Indeks Nikkei-225 turun 193,41 poin ke level 10.908,77.
* Indeks Straits Times turun 71,21 poin ke level 2.945,73.
* IHSG anjlok 38,246 poin (1,32%) ke level 2.840,425.
Bursa Eropa juga dibuka langsung melemah. Indeks FTSE 100 dibuka turun 17,96 poin ke level 6.726. Saham bank langsung merosot tajam, HSBC turun 1,3%, Standard Chartered turun 1,3%.
Indeks MSCI tercatat turun 0,7%, dengan volatilitas di pasar emerging ditutup mendekati 2%. Sementara mata uang 'safe-haven' langsung diburu investor.
Euro merosot ke 1,3466 dolar, dibandingkan sebelumnya di 1,3504 dolar. Dolar AS melemah atas yen ke posisi 91,98 yen, dibandingkan sebelumnya di 92,17 yen.
"Orang-orang mulai membeli yen karena meningkatnya risk aversion. Ini karena munculnya risiko akibat kabar dari Goldman dan kekhawatiran seputar pertemuan Uni Eropa dan IMF untuk membahas penyelamatan Yinani," ujar Michael Hewson, analis dari CMC Markets.
Harga komoditas pun ikut terpengaruh. Kontrak utama minyak light sweet pengiriman Mei turun 1,46 dolar menjadi US$ 81,79 per barel. Minyak Brent juga turun 1,08 dolar menjadi US$ 84,91 per barel.
Monday, 19 April 2010
Kecurangan Goldman Sachs Gerogoti Pasar Finansial
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment